Character
: Han Hyejin
Kim Myungsoo
Kim Taehyung
Kim Seokjin
Jeon Jungkook
Park Jimin
Genre : Sad, romance, absurb
Seorang namja terlihat sedang
mondar-mandir di sebuah ruangan berkaca. Ia tampak cemas. Wajahnya menunjukkan
kekhawatiran yang teramat sangat. Ia tak henti-hentinya menatap layar
ponselnya.
Cklek
Pintu ruangan itu terbuka,
menampakkan seorang namja berambut merah terang yang kemudian disusul 2 orang
namja yang sedang bersenda gurau
"Ya! Taehyung-ah apa kau tidak
bisa diam? Aku pusing melihatmu mondar-mandir seperti itu" kata namja
berambut merah pada namja yang sedang resah dan gelisah itu
Mendengar perkataan Seokjin, si namja berambut merah. 2 namja lainnya
berhenti tertawa dan fokusnya beralih pada namja bernama Taehyung yang masih
mondar-mandir di ruang latihan mereka.
"Apa masih belum ada kabar
darinya?" Tanya Jimin pada Taehyung. Namja berambut coklat itu ikut
prihatin dengan kondisi sahabatnya belakangan ini.
Yang ditanya hanya menggelengkan
kepala lesu. Matanya masih terkunci menatap layar ponselnya.
"Tenanglah dulu hyung"
ucap namja manis, yang sudah tak tahan melihat hyungnya mondar-mandir di
depannya.
"Tenang katamu?! Bagaimana aku
bisa tenang!! Ini sudah seminggu Jung, dan tak ada kabar apapun darinya"
jawab Taehyung emosi. Ia akhirnya berhenti mondar-mandir dan matanya ia alihkan
pada Jungkook.
Namja manis itu menunduk. Ia tak
kuasa menatap mata hyung-nya saat ini. Hyung yang selalu bisa membuatnya
tertawa itu kini terlihat menyedihkan di matanya.
#Taehyung POV
Apa-apaan ini sudah seminggu lebih
ia menghilang tanpa kabar. Nomernya tak aktif, pesanku tak pernah dibalasnya
sekalipun. Apa dia sudah bosan denganku? Apa dia sedang mempermainkanku?
Memang kalau ditelaah lagi,
hubungan kami seperti hubungan sepihak. Aku begitu mencintainya. Aku melakukan
apapun untuknya. Bahkan aku sudah berkali-kali mengganti model rambut ku hanya
untuknya. Tapi ia tak pernah peduli. Dia terlalu cuek. Tapi tak bisakah ia
membalas perasaanku? Membuatku senang sekali saja? Apakah aku yang terlalu
egois? Atau aku yang terlalu bodoh? Cinta memang buta. Kukira seiring
berjalannya waktu, ia akan bisa mencintaiku, seperti aku mencintainya. Tapi
dugaanku salah.
Saat ini aku berada di sebuah kafe.
Kafe yang sering kita datangi bersama. Oh yaampun bahkan aku duduk di tempat
favoritnya. Di lantai 2, tempat yang terbuka ini benar-benar nyaman. Semilir
angin yang sejuk dan pemandangan jalan yang ramai oleh lalu lalang orang-orang
yang sibuk beraktivitas. Aku meraih cangkir putih di hadapanku, mengamati
artistic diatas cairan kental berwarna coklat pekat sebelum akhirnya menyesap
minuman favoritku itu.
Suasana sore ini begitu indah. Tapi
tidak dengan hatiku yang sedang berkecamuk ini. Sepertinya aku masih terlalu
mencintainya, aku tak bisa terus-menerus membencinya. Seperti saat ini. Aku
kembali teringat saat-saat bersamanya. Walau ingatan itu bukan momen yang
romantis atau semacamnya. Tapi aku suka saat aku melihatnya tertawa. Suara tawa
yang ajaib itu bisa menenangkan hati dan pikiranku. Aku sungguh
merindukannya....
#Author POV
Uhuk
Taehyung tersedak. Matanya membulat
sempurna. Ia melihat sosok yang belakangan ini menghantui pikirannya. Hyejin,
gadisnya sedang menyeberang jalan bersama seorang namja tak dikenal dengan
pakaian yang serba hitam. Yang Taehyung tahu, Hyejin tak punya teman pria
selain teman-temannya. Dan namja itu bukan teman-temannya. Taehyung segera
berlari meninggalkan mejanya, tak lupa ia meninggalkan beberapa lembar uang
disana.
°°°
"Taehyung-ah" panggil
Hyejin dengan senyum yang mengembang di wajahnya.
Hyejin melepaskan tautannya pada
lengan namja disampingnya dan berjalan mendekati Taehyung. Barusaja Hyejin
ingin memeluk Taehyung, tangannya ditepis dengan kasar oleh Taehyung
"Wae? Mengapa kau bersikap
seperti itu padaku?" Tanya Hyejin heran
"Kau tanya mengapa?! Kau tak
pernah perduli padaku, mengapa aku tak boleh bersikap seperti itu
padamu?!" Jawab Taehyung kesal
Hyejin terdiam, ia tak mengerti
mengapa Taehyung tiba-tiba bersikap sekasar itu padanya.
"Kau sudah kelewatan
Hyejin-ah! Kita perlu bicara!" Lanjut Taehyung yang kemudian menarik paksa
tangan Hyejin
Cengkraman tangan Taehyung begitu
kuat, hingga membuat Hyejin merintih kesakitan
"Lepaskan Taehyung-ah! Ada apa
denganmu?" Hyejin mulai kesal
Taehyung melepaskan cengkramannya
dan berbalik menatap mata coklat yang selalu ia rindukan, tapi kali ini tidak.
Ia benar-benar marah.
"Kau anggap aku ini apa?!! Apa
aku begitu mudah untuk kau permainkan? Apa aku begitu BODOH?! KAU PUAS
SEKARANG?!!! Mengapa kau tak minta putus saja sekalian?" Jawab Taehyung
penuh amarah
"Apa yang kau bicarakan
Taehyung-ah? Aku tidak sedang mempermainkanmu! Mengapa kau begitu marah
padaku?" Hyejin tidak mengerti apa yang Taehyung pikirkan tentangnya.
"Dear, we gotta go now. Mom is
waiting for you" ucap namja yang berpakaian serba hitam seraya menepuk
bahu Hyejin. Entah sejak kapan namja itu ada di samping Hyejin. Kalau dilihat
dari tampangnya, namja itu bukan orang bule. Terlihat seperti orang lokal. Tapi
mengapa ia fasih sekali berbahasa inggris. Dan apa hubungannya dengan Hyejin?
Taehyung menatap tajam kepada namja
disamping Hyejin. Ia kesal, marah dan cemburu tentunya.
Hyejin menatap Taehyung yang sedang
menatap namja disampingnya. Kini ia menyadari apa yang terjadi.
"Kau pilih aku atau dia?"
Kalimat itu tiba-tiba keluar dari
mulut Taehyung. Hyejin terkejut. Taehyung salah paham. Ini tak seperti yang
Taehyung kira. Terkadang yang terlihat bukanlah kebenaran.
"Oppa bisa masuk mobil dulu,
aku masih ingin bicara dengannya" bisik Hyejin pada namja disampingnya.
Tunggu, Hyejin bicara padanya dengan bahasa korea.
"Kau bahkan memanggilnya oppa.
Tak pernah sekalipun kau memanggilku dengan sebutan itu" gerutu Taehyung
"Apa kau cemburu
Taehyung-ah?" Tanya Hyejin
"Cemburu?! Aku rasa tidak. Aku
baru menyadari betapa jahatnya dirimu. Mengapa aku bisa menyukaimu ya? Cinta
memang buta. Seharusnya aku sadar sejak awal" ujar Taehyung seraya
tersenyum kecut
Oh tidak, apa yang barusan Taehyung
katakan?! Kalimat itu sungguh sangat menyakitkan. Kuharap Taehyung tidak serius
mengatakan hal itu.
Mata Hyejin mulai basah. Ia tak
menyangka Taehyung akan berkata seperti itu.
"Kau harus tahu Taehyung-ah
kalau kau BERHASIL. Kau telah berhasil membuatku JATUH CINTA PADAMU"
Taehyung mematung. Ia shock. Apa
benar ia telah berhasil? Apa benar hati Hyejin telah jatuh padanya. Tapi kemana
perginya Hyejin seminggu belakangan ini? Dan siapa pria itu?
Hyejin mendongak, ia berusaha
menahan air mataya agar tidak jatuh
"Dan kalimatmu barusan. Kau
telah membuat luka baru untukku"
Tes
Setitik air mata jatuh dari pelupuk
mata Hyejin, air mata yang sejak tadi ia tahan akhirnya keluar juga. Taehyung
terkesiap, ia mengulurkan tangannya. Tapi belum sempat ia menyentuh pipi Hyejin.
Tangan Hyejin sudah terlebih dulu menghapus jejak air matanya dengan kasar
"Mungkin selama seminggu
belakangan ini kau tak pernah melihatku. Maaf, Itu karena aku sedang di
Singapore. Apa kau tahu mengapa aku kesana?!" Hyejin menekankan kalimat
terakhirnya
Taehyung hanya menggeleng
"Aku sakit Taehyung-ah. Apa
kau tahu itu? Aku sengaja tak memberitahumu karena aku tak ingin membuatmu
khawatir"
Sekali lagi Taehyung terkejut. Ia
tak tahu apa-apa. Ia hanya diam memandangi yeojanya yang berkaca-kaca. Ingin
sekali ia memeluk tubuh yang semakin kurus itu. Tapi tubuhnya tak dapat
digerakkan. Ia hanya diam seperti patung.
"Dan pria itu. Dia Myungsoo
oppaku. Apa kau lupa ceritaku tentang kakakku yang tinggal di Singapore? Dia
yang merawatku saat di Singapore. Itu sebabnya mengapa aku memanggilnya oppa,
karena dia memang oppaku. Tapi aku tak menyangka kau bisa mengatakan hal buruk
itu. Apa aku terlihat seburuk itu di matamu? Aku kecewa padamu"
Hyejin terisak, pipinya sudah basah
oleh air mata. Dan ia segera pergi setelah menjelaskan semuanya pada Taehyung.
Taehyung hanya diam. Ia tak tahu
semua itu. Ia tak tahu kalau yeojanya sakit. Ia menyesal. Ia tak seharusnya
bersikap sekasar itu pada Hyejin.
#######
Maaf kalau ada typo dan kesalahan-kesalahan lainnya. Ide ini muncul ketika aku melihat MV Danger disaat aku sakit
Thanks for reading^^ and thanks to BTS Danger also
Tidak ada komentar:
Posting Komentar