Minggu, 31 Agustus 2014

Save Me

Character :   Han Hyejin
Kim Kwangmin
Kim Taehyung
Cha Haekyung
Park Jimin
Jo Youngmin

Genre : Action, Mystery, little bit romance, absurb

Summary : Oppa tolong aku, selamatkan aku oppa

Quote : Cinta tak bisa dipaksakan



19 April 2013

Penat, itulah yang dirasakan Hyejin yang saat ini sedang duduk di ruang belajarnya dengan kepala yang ia sandarkan pada sandaran kursi dan mata yang terpejam. Dihadapannya terdapat buku-buku dan kertas yang berserakan. Ia sedang mengerjakan tugas akhirnya. Sudah seminggu ia tidak keluar rumah jika tidak ke kampus. Ia menghela nafas berat, kepalanya terasa pusing. Matanya yang memerah menandakan bahwa ia sudah lelah. Perlahan ia beranjak dari tempatnya duduk dan berjalan menuju kamar mandi, membasuh mukanya. Ia perhatikan pantulan wajahnya di cermin. Ia menyentuh matanya. Oh lihatlah matanya yang seperti panda itu.

"Sepertiya aku butuh refreshing" gumamnya

Setelah ia mengeringkan mukanya, ia pun segera keluar dari kamar mandi. Menyambar jaket yang tergantung disamping lemari pakaiannya.

"Eomma aku keluar sebentar ya" teriak Hyejin yang sudah berada di depan pintu

Saat ia membuka pintu, ia dikejutkan oleh seseorang yang tiba-tiba muncul dibalik pintu rumahnya.

"Omona! Kau mengagetkanku"

Kwangmin, seseorang yang tiba-tiba muncul itu hanya menunjukkan senyum manisnya

"Sedang apa kau disini? Di depan rumahku?"

Kwangmin menggaruk tengkuknya yang  sepertinya tidak gatal, ia menyembunyikan tangannya dibalik punggungnya. Sepertinya ia gugup. Keringat mulai mengalir di pelipisnya, padahal cuaca malam ini begitu dingin. Ia menghela napas, mengumpulkan keberaniannya. Kemudian ia menatap gadis dihadapannya dari bawah hingga atas. Hyejin berpakaian rapi, membuat senyum Kwangmin memudar. Kwangmin berdehem pelan.

"Sebenarnya aku ingin mengajakmu keluar, tapi sepertinya kau sudah ada janji" Kwangmin tertunduk lesu. Rencananya untuk mengajak keluar gadis pujaan hatinya itu gagal

"Mungkin lain kali" ucap Kwangmin seraya berbalik pergi

Oh ayolah, dia terlalu mudah menyerah. Harusnya ia menanyakan dulu mau kemana gadis pujaan hatinya dengan pakaian rapi itu.

Hyejin tersenyum. Pakaian rapi itu bukan karena ia ada janji dengan seseorang. Itu hanya pakaian yang ia pakai saat ke kampus tadi sore yang belum sempat ia ganti. Hyejin merasa tidak enak hati melihat wajah kecewa Kwangmin yang kini hanya terlihat punggungnya itu. Ia pun berlari kecil menghampiri Kwangmin dan berjalan disampingnya.

"Mengapa kau tidak menanyakannya dulu padaku?"

Kwangmin yang ada di sampingnya itu menoleh, memandang Hyejin heran

"Mau kemana kita?" tanya Hyejin seraya menatap lurus kedepan.

Merasa tidak mendapat respon, Hyejin pun menoleh

"Wae? Jangan menatapku seperti itu. Aku bertanya padamu, kau akan mengajakku kemana?"

###

Setelah berjalan melewati jalanan kota Seoul yang mulai sepi, mereka akhirnya sampai di sebuah taman. Tempat dimana keduanya sering menghabiskan waktu bersama. Ya, kedua sahabat itu telah berteman sejak mereka meduduki bangku sekolah menengah.

"Wahh lihatlah bintang-bintang itu, cantik sekali"  ucap Hyejin seraya memandang langit abu-abu yang penuh dengan taburan bintang

"Iya, secantik wajahmu" gumam Kwangmin pelan

"Mwo?"

"Ahh ani, bukan apa-apa" jawabnya dusta

Hyejin mengalihkan pandangannya pada sekeliling taman dan berakhir pada air mancur yang ada tepat di depan mereka

"Sudah lama sekali aku tidak kesini"

"Iya, noona sibuk sekali" sahut Kwangmin yang juga memandang air mancur di depannya

"Iya, tugas akhirku tak kunjung selesai. Ahh ingin sekali rasanya aku cepat lulus"

"Tapi noona tak boleh sakit. Lihatlah mata noona seperti panda. Apa noona kurang tidur?"

"Aku hanya bisa tidur 5 jam sehari. Aku tak bisa tidur nyenyak jika tugas akhirku belum selesai Kwangie"

"Noona tak boleh memaksakan tubuh noona, nanti noona sakit. Noona tak lupa makan kan? Noona kan punya maag"

"Apa kau begitu memkhawatirkanku?"

"Tentu saja. Aku akan sangat sedih jika noona sakit"

"Arraseo, aku akan istirahat dan makan dengan baik. Aku juga tidak menginginkan mata panda ini. Aku jadi terlihat jelek dan lebih tua"

"Ani noona masih tetap cantik"

"Jinjja? Kau memang bisa membuatku tersanjung Kwangie"

Mereka berdua tertawa

"Ahh iya, bagaimana kabar Jack? Aku merindukannya"

"Noona merindukan Jackline, tapi tidak merindukanku. Apa noona lebih menyukai anjing itu daripada pemiliknya?" Kwangmin mengerucutkan bibirnya lucu

"Haha kyeopta"

Hyejin mencubit kedua pipi Kwangmin gemas, membuat Kwangmin semakin mengerucutkan bibirnya

"Ahh ottokhe? Sekarang kau terlihat seperti anak anjing" canda Hyejin


#Kwangmin POV#

Deg Deg Deg  Deg Deg

Aku bisa mendengar suara jantungku yang seperti mau keluar. Aku bisa gila jika tidak mengatakannya sekarang.

Tapi bagaimana jika noona ternyata menolakku? Bagaimana jika noona sudah punya pacar? Bagaimana jika noona menganggapku sebagai anak kecil? Atau yang lebih buruk lagi, bagaimana jika setelah ini noona tidak mau berbicara denganku?

Ahh ottokhe? Aku harus mengatakannya sekarang atau tidak sama sekali. Tapi aku takut. Aggrrr

#Author POV#

"Kwangie" Hyejin menepuk pundak Kwangmin

"Ahh ne?" Kwangmin terkejut

"Apa yang kau pikirkan eoh? Mengapa kau melamun?"

"Hmm noona ada yang ingin kukatakan padamu"

Oh sepertinya dia akan melakukannya sekarang. Kakinya bergetar, sepertinya ia gugup. Sudah berapa tahun ia bersama Hyejin, berada di samping gadis itu. Tapi ia masih saja gugup. Bahkan jantungnya berdetak diluar batas normal.

"Apa? Katakan saja"

"Hmm sebenarnya aku..."

Meow meow

Belum sempat Kwangmin menyelesaikan kalimatnya, terdengar suara kucing yang kini sedang bergelayut di kaki Hyejin.

"Eoh apa yang kau lakukan disini kucing manis?"

Hyejin menggendong kucing itu. Kucing cantik dengan bulu seputih salju yang lebat. Sepertinya itu bukan kucing liar. Bulunya begitu bersih dan terawat. Oh lihatlah dilehernya terpasang kalung yang cantik disana.

"Oh bukankah kau..."

Hyejin mengenali kalung yang dipakai kucing itu. Kucing yang sering ia temui belakangan ini. Kucing yang sering bermain bersamanya

"Myung kau dimana?!" seorang namja terlihat sedang kebingungan mencari seseorang yang ia panggil Myung

"Kim Taehyung?" panggil Hyejin

###

23 April 2013

Siang yang terik. Seorang Kim Taehyung terlihat sedang sibuk bermain bersama kucing tersayangnya yang ia beri nama 'Myung' di halaman belakang rumahnya.

Drr Drr
Ponselnya berbunyi. Segera, ia menjawab panggilan dari 'Jimin' sahabatnya

"Yeoboseyo?"

"Taehyung-ah. naya Haekyung"

Oh ternyata Haekyung-pacar Jimin.

"Oh Haekyung-ah wae?"

"Apa sekarang kau sedang bersama Hyejin?"

"Ani. Hyejin sedang tidak bersamaku. Wae?"

"Aiish lalu kemana anak itu? Tadi eommanya telepon dan bilang kalau dia belum pulang dari kemarin"

"Mwo?!" Taehyung terlonjak dari tempatnya duduk, matanya terbelalak, kaget

"Apa kau tidak tahu dimana dia?" tanya Haekyung khawatir

Pip

Taehyung memutuskan sambungan teleponnya begitu saja. Ia membawa kucingnya kembali ke kandangnya dan segera menyambar kunci mobil dan jaketnya.

###

"Aiish kenapa dimatikan?" gerutu Haekyung

"Bagaimana ini oppa? Tak biasanya Hyejin menghilang seperti ini" keluh Haekyung pada namjachingunya, Jimin

"Apa kau sudah menghubunginya?"

"Sudah oppa. Telepon, sms, bbm, line, kakao, bahkan email. Tapi tak ada balasan satupun" ucap Haekyung dengan nada yang sarat akan kekhawatiran.

Bagaimana tidak, Haekyung dan Hyejin sudah sangat dekat. Mereka sudah saling mengenal sejak bangku sekolah dasar dan sampai sekarangpun mereka masih terus bersama.

"Kurasa dia diculik" ujar Jimin ragu

"Mwo?! Diculik?! Siapa yang menculiknya oppa?"

"Mollayo, kalau aku tahu aku tak mungkin diam disini. Lagipula itu baru dugaanku saja"

"Siapapun penculiknya, akan kupastikan kalau hidupnya tak akan tenang. Berani-beraninya dia menculik sahabatku itu"

"Kita harus segera mencarinya"

"Tapi mencari kemana oppa?"

"Kau kan sahabatnya, apa kau tak tahu tempat favoritnya mungkin? Kita akan mulai mencarinya dari situ"

###

Taehyung gelisah, ia tak henti-hentinya mencoba menghubungi Hyejin

"Ayolah Hyejin-ah angkat teleponnya"

Taehyung terlalu fokus pada ponselnya, sampai ia tak melihat ada seseorang yang sedang menyeberang. Ia hampir menabrak orang itu, jika saja ia tak menginjak pedal remnya kuat-kuat saat itu.

"Kwangmin-sshi"

Matanya terbelalak begitu melihat siapa orang yang hampir ia tabrak itu.

###

Hari sudah semakin gelap. Sang mentari telah hilang diufuk barat, keberadaannya telah digantikan oleh sang bulan. Dua orang terdekat Hyejin terlihat sedang berlarian di arena taman. Tempat yang sering Hyejin kunjungi

"Apa kau menemukannya, oppa?" tanya Haekyung dengan napas yang masih tersenggal-senggal

"Eopseo(Nihil). Aku sudah mencarinya ke semua tempat tapi tetap tak menemukannya" jawab Jimin dengan napas yang tersenggal pula dan peluh yang bercucuran di pelipisnya, membuat rambutnya terlihat basah.

"Ottokhe oppa? Kita harus mencarinya kemana lagi sekarang" tanya Haekyung khawatir

Ini adalah tempat ketiga selain pantai dan kafe.

Drr Drr
Tiba-tiba ponsel Jimin berbunyi. Telepon dari Taehyung, buru-buru ia menjawabnya

"Taehyung-ah"

"Jimin-ah kau dimana?"

"Aku di taman yeoido sekarang"

"Baiklah aku akan kesana. Jangan kemana-mana tunggu aku disana"

"Arraseo"

Pip
Sambungan terputus

###

Cahaya temaram lampu menyinari sebuah tempat gelap yang sudah terbengkalai ini. Disana, terdapat seorang gadis dengan posisi tangan dan kaki yang terikat dikursi. Ia tak sadarkan diri. Sepertinya ia sedang disekap. Di sudut lain, seorang namja dengan pakaian kasual dan topi merah yang mencolok berjalan mendekati gadis itu.

"Kau sudah sadar, cantik" ucap namja itu seraya membelai rambut hitam panjang gadis di hadapannya

Hyejin, gadis itu samar-samar melihat namja dengan topi merah mencolok itu. Namja yang sangat familiar baginya. Namja yang sudah bertahun-tahun ia kenal. Sahabatnya sejak sekolah menengah yang sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri.

"Kwangmin, ini dimana? Mengapa aku diikat seperti ini? Apa yang terjadi?"

Hyejin masih belum sepenuhnya sadar. Obat bius yang diberikan padanya membuat kepalanya terasa pusing. Ia berusaha melepaskan ikatan yang mengikat tangannya dan kursi kayu itu. Ia berusaha keras tapi sekeras apapun ia mencoba, ikatan itu tidak terbuka. Ia tidak cukup kuat untuk melepasnya.

"Kwangmin, mengapa kau diam saja? Bantu aku melepaskan ikatan ini" ucap Hyejin yang masih berusaha melepas ikatan itu.

Kwangmin, namja itu hanya diam. Ia menatap Hyejin dengan tatapan datarnya

"Hyejin-ah"

Hyejin berhenti, ia menoleh pada Kwangmin. Alisnya terangkat, ini pertama kalinya ia mendengar Kwangmin memanggilnya tanpa sebutan 'Noona'

"Mianhae, Han Hye Jin"

###

Taehyung, Jimin, dan Haekyung telah berkumpul di taman Yeoido

"Aku sudah mencoba menghubungi dan mengirim pesan padanya. Tapi tak ada balasan" ucap Taehyung dengan bibir yang gemetar. Ia takut kalau sampai Hyejin terluka. Ia benar-benar mengkhawatirkan Hyejin.

"Kami sudah mencarinya di kafe Frans di dekat kampus, Pantai di daerah Ilsan, dan di sini" ujar Jimin dengan hati-hati. Takut kalau sahabatnya memberikan reaksi yang tak diinginkan.

"Jimin menduga kalau..." Haekyung berhenti sejenak, ia ragu. Ia menolehkan kepalanya menghadap Jimin yang dibalas dengan anggukan kecil dari pemuda itu. Haekyung menelan ludah dan melanjutkan kata-katanya.

"Jimin menduga kalu Hyejin diculik"

Taehyung diam. Ia menundukkan kepalanya dalam. Melihat reaksi Taehyung, Jimin merasa khawatir

"Taehyung-ah gwaenchana?" Jimin berkata seraya memegang kedua pundak Taehyung. Mencoba menguatkan pemuda yang ada di hadapannya itu.

Taehyung berusaha menahan emosinya. Matanya terlihat basah. Ia kepalkan tangannya kuat-kuat dan menghela nafasnya kasar

"Geurae, kita anggap saja bahwa Hyejin diculik. Sekarang, bagaimana cara menemukannya?"

Jimin dan Haekyung lega melihat reaksi Taehyung yang cukup tenang. Taehyung benar-benar berusaha keras untuk tetap kuat.

"Sampai sekarang, kita tak menemukan petunjuk apapun mengenai keberadaan Hyejin" sahut Haekyung

Drr Drr
Ponsel Taehyung berbunyi. Ia terbelalak melihat siapa yang menelepon

"Nugu?" tanya Jimin

"Hyejin" ujar Taehyung ragu

"Tunggu apa lagi? Cepat angkat!" seru Haekyung sedikit berteriak

Taehyung menjawab teleponnya ragu-ragu

"Yeoboseyo? Hyejin-ah"

"..." tak ada jawaban dari penelepon

"Hyejin-ah neo eodiya? Gwaenchana?" tanya Taehyung khawatir

"Halo Kim Tae Hyung" Itu bukan suara Hyejin. Itu suara namja yang sangat asing di telinga Taehyung

"Siapa kau? Mana Hyejin? Kau apakan dia?" tanya Taehyung geram. Emosinya yang sedari tadi ia tahan kini keluar.

"Oppa tolong aku, selamatkan aku oppa"
Samar-samar Taehyung bisa mendengar suara gadis yang sangat ia rindukan

"Diam kau!" bentak namja itu seraya menarik rambut panjang Hyejin, dan membuat gadis itu berteriak kesakitan.

"Apa yang kau inginkan hah?! Uang?" Taehyung marah. Ia tak terima gadisnya disakiti

"Aku ingin dirimu Kim Taehyung. Datanglah kemari seorang diri" perintah namja itu

"Gedung Bilka, arah jam 2. Awas saja kalau kau membawa dua orang temanmu itu"

Taehyung menoleh pada Haekyung dan Jimin. Tunggu, mengapa namja itu tahu, apa mereka sedang diawasi?

"Akan kuhabisi kalian semua" namja itu mengatakan kalimat terakhirnya dengan penuh penekanan.

Sepertinya ia sangat menginginkan Taehyung. Jadi, tujuan utamanya adalah Taehyung? Dan dia menggunakan Hyejin sebagai umpan? Tapi, apa yang ia dapat dari Kim Taehyung? Apa yang Kim Taehyung punya, sampai namja itu begitu menginginkannya

"Apa kau akan melepaskannya?"

Pip
Sambungan terputus

"Sial! Tak akan kumaafkan!" umpat Taehyung, sebelum ia melesat pergi. Mengabaikan kedua orang temannya yang meneriakinya

###

Taehyung telah sampai di depan gedung yang disebutkan oleh namja itu.

"Gedung Bilka, arah jam 2"

Taehyung melirik jam tangannya. Kemudian ia memandang keseberang bangunan gedung Bilka. Arah jam 2, sedikit serong ke kanan. Ia melihat sebuah bangunan tua. Seperti bekas gudang yang sudah tak terpakai. Taehyung yakin itu tempatnya. Ia segera berlari memasuki bangunan rapuh yang gelap itu.

Persis seperti dugaan Taehyung. Di balik pintu, ia disambut oleh dua orang pria bertubuh kekar, berwajah sangar, ciri-ciri seorang preman. Ini sangat tidak adil dua lawan satu. Dengan tubuh Taehyung yang tidak sebanding dengan mereka. Apa ia sanggup menghadapi dua orang preman itu? Taehyung mengambil langkah mundur. Dan dengan gerakan gesit, ia mengambil sebuah tongkat kayu yang tergeletak dibalik pintu. Belum sempat ia mengayunkan tongkatnya, ia sudah mendapat pukulan telak di wajahnya, membuat sudut bibirnya berdarah.

"Taehyung-ah gwaenchana?" tanya Jimin yang entah muncul darimana

"Taehyung-ah cepat cari Hyejin, biar kami yang menangani ini" sahut Haekyung yang dengan lincah berhasil menendang perut salah satu preman. Oh jangan remehkan dia. Haekyung memang seorang yeoja, tapi dia juga atlet judo. Kau fikir, apa yang membuat Jimin tertarik padanya?

Taehyung berlari meninggalkan kedua orang temannya. Ia berlari menuju sebuah ruangan yang hanya disinari oleh lampu temaram yang dibawahnya terdapat seorang gadis yang terikat di kursi.

"Hyejin!"

Taehyung menemukannya.

"Oppa!" ujar Hyejin dengan mata yang berkaca-kaca

Taehyung segera berlari mendekati Hyejin, dan membantu membuka ikatan tali yang mengikat tangan dan kaki Hyejin dengan kursi kayu.

"Kau baik-baik saja?" tanya Taehyung khawatir dan langsung mendekap tubuh gadisnya ke dalam pelukannya

"Aku takut oppa" ucap Hyejin lirih dengan bibir yang gemetar. Cairan bening itu berhasil lolos dari pelupuk matanya dan mendarat pada bahu Taehyung, membuat baju pemuda itu basah.

Brak

Suara hentakan pintu membuat keduanya terkejut. Seorang pemuda muncul dari balik pintu itu. Namja dengan topi merah mencolok

"Kwangmin-sshi" Taehyung terbelalak, ia tak menyangka Kwangmin ada di balik semua ini

"Dia bukan Kwangmin oppa. Dia bukan Kwangmin yang kukenal" bisik Hyejin

#Flashback#

"Kau sudah sadar, cantik" ucap namja bertopi merah seraya membelai rambut Hyejin

"Kwangmin, ini dimana? Mengapa aku diikat seperti ini? Apa yang terjadi?"

"Hyejin-ah"

"Mianhae, Han Hye Jin"

'Suara itu. Itu bukan Kwangmin' batin Hyejin

"Siapa kau?"

"Aku? Aku Kwangmin Hyejin-ah. Apa kau lupa?"

"Bukan! Kau bukan Kwangmin. Siapa kau?"

"Hahaha bukankah kau sudah lama mengenal Kwangmin? Mengapa kau tak mengenalku? Apa Kwangmin tak pernah menceritakannya?"

Hyejin menggeleng

"Baiklah akan kuceritakan padamu. Aku adalah Youngmin, saudara kembar Kwangmin. Kau pasti bingung. Kami memang kembar, tapi marga kami berbeda. Margaku Jo, sedangkan marga Kwangmin Kim. Kami menghabiskan masa kanak-kanak kami di panti. Dan kami diadopsi oleh orang yang berbeda di waktu yang sama. Kami hidup terpisah. Setelah diadopsi aku dibawa ke Inggris oleh orangtua angkatku. Dan aku baru kembali kemari tiga hari yang lalu"
***
"Kim Taehyung kau akan mati ditanganku" ucap Youngmin dengan pistol ditangannya. Ia mengarahkan pistolnya tepat pada jantung Taehyung, membuat namja itu tak bisa berkutik. Taehyung memejamkan matanya, bersiap kalau benda logam itu berhasil menembus jantungnya

"Andwee!!!!!"

Hyejin yang sebelumnya bersembunyi dibalik punggung Taehyung, beralih ke depan. Mencoba melindungi namjanya

Blaam

Youngmin menjatuhkan pistolnya, ia berlari ke arah seorang yang sedang sekarat akibat perbuatannya

"Kwangmin-ah apa yang sudah kulakukan?" teriak Youngmin berang. Ia tak bermaksud menembak saudara kembarnya

Hyejin terkejut melihat Kwangmin yang bersimbah darah dihadapannya, begitu pula dengan Taehyung

"Hyung, mengapa kau lakukan semua ini?"

#Flashback#

20 April 2013

Di sebuah kafe di daerah gangnam

"Kwangmin-ah bagaimana hasilnya?" tanya Youngmin antusias

"Hah? Hasil apa hyung?"

"Kemarin kan kau bilang padaku kalau kau akan menyatakan perasaanmu pada noonamu itu. Siapa namanya? Aku lupa"

"Hyejin noona?"

"Ya! Hyejin noonamu itu. Bagaimana? Apa katanya?"

Kwangmin diam, tak ingin rasanya ia mengingat kejadian itu lagi. Malam itu di taman Yeoido yang ia pikir akan menjadi malam yang indah baginya, malah menjadi malam yang buruk.

"Kwangmin-ah mengapa kau sedih? Apa dia menolakmu?" tanya Youngmin

Kwangmin hanya menggeleng

"Lalu kenapa?"

"Dia sudah punya pacar hyung"

"Aku tahu hal seperti ini akan terjadi. Tapi kenapa rasanya sakit sekali hyung"

"Apa kau begitu menginginkannya?" tanya Youngmin

"Ya! Aku bahkan sudah membayangkannya memakai baju pengantin dan berjalan di altar bersamaku. Tapi sekarang tidak bisa hyung. Semuanya hancur" Kwangmin tak kuasa menahan air matanya. Ia menangis sejadi-jadinya
***

"Aku hanya ingin melihatmu bahagia Kwangmin-ah. Hanya itu" Youngmin menangis pilu

"Aku memang menginginkannya hyung. Tapi sekarang dia sudah menjadi milik orang lain. Cinta tak bisa dipaksakan hyung" ucap Kwangmin dengan sisa tenaganya sebelum akhirnya ia menutup mata.

"Kwangmin!!!!" Youngmin berteriak histeris

"Mianhae Kwangmin-ah" ucap Youngmin yang masih menangis

Yah, penyesalan selalu datang belakangan kan

##THE END##

Mian kalo banyak typo dn kekurangan. Ni pertama kalinya aku nulis ff dengan genre kyk gini. Mohon dimaklumi dan jangan lupa reviewnya^^

#Thanks to#
Dian Arc yang sudah mendesakku untuk menulis dan membuat ff ini. Master's Sun yang sudah menginspirasiku untuk jalan ceritanya. INFINITE BACK yang juga menginspirasiku untuk judulnya. Uri dongsaeng yang sedikit membantuku. Dan readers yang udah mau baca ff absurb ini
 Saranghae <3 <3








Tidak ada komentar:

Posting Komentar