Character
: Han Hyejin
Kim Kwangmin
Kim Taehyung
Cha Haekyung
Park Jimin
Jo Youngmin
Genre :
Action, Mystery, little bit romance, absurb
Summary :
Oppa tolong aku, selamatkan aku oppa
Quote :
Cinta tak bisa dipaksakan
19 April 2013
Penat,
itulah yang dirasakan Hyejin yang saat ini sedang duduk di ruang belajarnya
dengan kepala yang ia sandarkan pada sandaran kursi dan mata yang terpejam.
Dihadapannya terdapat buku-buku dan kertas yang berserakan. Ia sedang
mengerjakan tugas akhirnya. Sudah seminggu ia tidak keluar rumah jika tidak ke
kampus. Ia menghela nafas berat, kepalanya terasa pusing. Matanya yang memerah
menandakan bahwa ia sudah lelah. Perlahan ia beranjak dari tempatnya duduk dan
berjalan menuju kamar mandi, membasuh mukanya. Ia perhatikan pantulan wajahnya
di cermin. Ia menyentuh matanya. Oh lihatlah matanya yang seperti panda itu.
"Sepertiya
aku butuh refreshing" gumamnya
Setelah ia
mengeringkan mukanya, ia pun segera keluar dari kamar mandi. Menyambar jaket
yang tergantung disamping lemari pakaiannya.
"Eomma
aku keluar sebentar ya" teriak Hyejin yang sudah berada di depan pintu
Saat ia
membuka pintu, ia dikejutkan oleh seseorang yang tiba-tiba muncul dibalik pintu
rumahnya.
"Omona!
Kau mengagetkanku"
Kwangmin,
seseorang yang tiba-tiba muncul itu hanya menunjukkan senyum manisnya
"Sedang
apa kau disini? Di depan rumahku?"
Kwangmin
menggaruk tengkuknya yang sepertinya
tidak gatal, ia menyembunyikan tangannya dibalik punggungnya. Sepertinya ia
gugup. Keringat mulai mengalir di pelipisnya, padahal cuaca malam ini begitu
dingin. Ia menghela napas, mengumpulkan keberaniannya. Kemudian ia menatap
gadis dihadapannya dari bawah hingga atas. Hyejin berpakaian rapi, membuat
senyum Kwangmin memudar. Kwangmin berdehem pelan.
"Sebenarnya
aku ingin mengajakmu keluar, tapi sepertinya kau sudah ada janji" Kwangmin
tertunduk lesu. Rencananya untuk mengajak keluar gadis pujaan hatinya itu gagal
"Mungkin
lain kali" ucap Kwangmin seraya berbalik pergi
Oh ayolah,
dia terlalu mudah menyerah. Harusnya ia menanyakan dulu mau kemana gadis pujaan
hatinya dengan pakaian rapi itu.
Hyejin
tersenyum. Pakaian rapi itu bukan karena ia ada janji dengan seseorang. Itu
hanya pakaian yang ia pakai saat ke kampus tadi sore yang belum sempat ia
ganti. Hyejin merasa tidak enak hati melihat wajah kecewa Kwangmin yang kini
hanya terlihat punggungnya itu. Ia pun berlari kecil menghampiri Kwangmin dan
berjalan disampingnya.
"Mengapa
kau tidak menanyakannya dulu padaku?"
Kwangmin
yang ada di sampingnya itu menoleh, memandang Hyejin heran
"Mau
kemana kita?" tanya Hyejin seraya menatap lurus kedepan.
Merasa
tidak mendapat respon, Hyejin pun menoleh
"Wae?
Jangan menatapku seperti itu. Aku bertanya padamu, kau akan mengajakku
kemana?"
###
Setelah
berjalan melewati jalanan kota Seoul yang mulai sepi, mereka akhirnya sampai di
sebuah taman. Tempat dimana keduanya sering menghabiskan waktu bersama. Ya,
kedua sahabat itu telah berteman sejak mereka meduduki bangku sekolah menengah.
"Wahh
lihatlah bintang-bintang itu, cantik sekali" ucap Hyejin seraya memandang langit abu-abu
yang penuh dengan taburan bintang
"Iya,
secantik wajahmu" gumam Kwangmin pelan
"Mwo?"
"Ahh
ani, bukan apa-apa" jawabnya dusta
Hyejin
mengalihkan pandangannya pada sekeliling taman dan berakhir pada air mancur
yang ada tepat di depan mereka
"Sudah
lama sekali aku tidak kesini"
"Iya,
noona sibuk sekali" sahut Kwangmin yang juga memandang air mancur di
depannya
"Iya,
tugas akhirku tak kunjung selesai. Ahh ingin sekali rasanya aku cepat
lulus"
"Tapi
noona tak boleh sakit. Lihatlah mata noona seperti panda. Apa noona kurang
tidur?"
"Aku
hanya bisa tidur 5 jam sehari. Aku tak bisa tidur nyenyak jika tugas akhirku
belum selesai Kwangie"
"Noona
tak boleh memaksakan tubuh noona, nanti noona sakit. Noona tak lupa makan kan?
Noona kan punya maag"
"Apa
kau begitu memkhawatirkanku?"
"Tentu
saja. Aku akan sangat sedih jika noona sakit"
"Arraseo,
aku akan istirahat dan makan dengan baik. Aku juga tidak menginginkan mata
panda ini. Aku jadi terlihat jelek dan lebih tua"
"Ani
noona masih tetap cantik"
"Jinjja?
Kau memang bisa membuatku tersanjung Kwangie"
Mereka
berdua tertawa
"Ahh
iya, bagaimana kabar Jack? Aku merindukannya"
"Noona
merindukan Jackline, tapi tidak merindukanku. Apa noona lebih menyukai anjing
itu daripada pemiliknya?" Kwangmin mengerucutkan bibirnya lucu
"Haha
kyeopta"
Hyejin
mencubit kedua pipi Kwangmin gemas, membuat Kwangmin semakin mengerucutkan
bibirnya
"Ahh
ottokhe? Sekarang kau terlihat seperti anak anjing" canda Hyejin
#Kwangmin
POV#
Deg Deg
Deg Deg Deg
Aku bisa
mendengar suara jantungku yang seperti mau keluar. Aku bisa gila jika tidak
mengatakannya sekarang.
Tapi
bagaimana jika noona ternyata menolakku? Bagaimana jika noona sudah punya
pacar? Bagaimana jika noona menganggapku sebagai anak kecil? Atau yang lebih
buruk lagi, bagaimana jika setelah ini noona tidak mau berbicara denganku?
Ahh
ottokhe? Aku harus mengatakannya sekarang atau tidak sama sekali. Tapi aku
takut. Aggrrr
#Author
POV#
"Kwangie"
Hyejin menepuk pundak Kwangmin
"Ahh
ne?" Kwangmin terkejut
"Apa
yang kau pikirkan eoh? Mengapa kau melamun?"
"Hmm
noona ada yang ingin kukatakan padamu"
Oh
sepertinya dia akan melakukannya sekarang. Kakinya bergetar, sepertinya ia
gugup. Sudah berapa tahun ia bersama Hyejin, berada di samping gadis itu. Tapi
ia masih saja gugup. Bahkan jantungnya berdetak diluar batas normal.
"Apa?
Katakan saja"
"Hmm
sebenarnya aku..."
Meow meow
Belum
sempat Kwangmin menyelesaikan kalimatnya, terdengar suara kucing yang kini
sedang bergelayut di kaki Hyejin.
"Eoh
apa yang kau lakukan disini kucing manis?"
Hyejin
menggendong kucing itu. Kucing cantik dengan bulu seputih salju yang lebat.
Sepertinya itu bukan kucing liar. Bulunya begitu bersih dan terawat. Oh
lihatlah dilehernya terpasang kalung yang cantik disana.
"Oh
bukankah kau..."
Hyejin
mengenali kalung yang dipakai kucing itu. Kucing yang sering ia temui
belakangan ini. Kucing yang sering bermain bersamanya
"Myung
kau dimana?!" seorang namja terlihat sedang kebingungan mencari seseorang
yang ia panggil Myung
"Kim
Taehyung?" panggil Hyejin
###
23 April 2013
Siang yang
terik. Seorang Kim Taehyung terlihat sedang sibuk bermain bersama kucing
tersayangnya yang ia beri nama 'Myung' di halaman belakang rumahnya.
Drr Drr
Ponselnya
berbunyi. Segera, ia menjawab panggilan dari 'Jimin' sahabatnya
"Yeoboseyo?"
"Taehyung-ah.
naya Haekyung"
Oh
ternyata Haekyung-pacar Jimin.
"Oh
Haekyung-ah wae?"
"Apa
sekarang kau sedang bersama Hyejin?"
"Ani.
Hyejin sedang tidak bersamaku. Wae?"
"Aiish
lalu kemana anak itu? Tadi eommanya telepon dan bilang kalau dia belum pulang
dari kemarin"
"Mwo?!"
Taehyung terlonjak dari tempatnya duduk, matanya terbelalak, kaget
"Apa
kau tidak tahu dimana dia?" tanya Haekyung khawatir
Pip
Taehyung
memutuskan sambungan teleponnya begitu saja. Ia membawa kucingnya kembali ke
kandangnya dan segera menyambar kunci mobil dan jaketnya.
###
"Aiish
kenapa dimatikan?" gerutu Haekyung
"Bagaimana
ini oppa? Tak biasanya Hyejin menghilang seperti ini" keluh Haekyung pada
namjachingunya, Jimin
"Apa
kau sudah menghubunginya?"
"Sudah
oppa. Telepon, sms, bbm, line, kakao, bahkan email. Tapi tak ada balasan
satupun" ucap Haekyung dengan nada yang sarat akan kekhawatiran.
Bagaimana
tidak, Haekyung dan Hyejin sudah sangat dekat. Mereka sudah saling mengenal
sejak bangku sekolah dasar dan sampai sekarangpun mereka masih terus bersama.
"Kurasa
dia diculik" ujar Jimin ragu
"Mwo?!
Diculik?! Siapa yang menculiknya oppa?"
"Mollayo,
kalau aku tahu aku tak mungkin diam disini. Lagipula itu baru dugaanku
saja"
"Siapapun
penculiknya, akan kupastikan kalau hidupnya tak akan tenang. Berani-beraninya
dia menculik sahabatku itu"
"Kita
harus segera mencarinya"
"Tapi
mencari kemana oppa?"
"Kau
kan sahabatnya, apa kau tak tahu tempat favoritnya mungkin? Kita akan mulai
mencarinya dari situ"
###
Taehyung
gelisah, ia tak henti-hentinya mencoba menghubungi Hyejin
"Ayolah
Hyejin-ah angkat teleponnya"
Taehyung
terlalu fokus pada ponselnya, sampai ia tak melihat ada seseorang yang sedang
menyeberang. Ia hampir menabrak orang itu, jika saja ia tak menginjak pedal
remnya kuat-kuat saat itu.
"Kwangmin-sshi"
Matanya
terbelalak begitu melihat siapa orang yang hampir ia tabrak itu.
###
Hari sudah
semakin gelap. Sang mentari telah hilang diufuk barat, keberadaannya telah
digantikan oleh sang bulan. Dua orang terdekat Hyejin terlihat sedang berlarian
di arena taman. Tempat yang sering Hyejin kunjungi
"Apa
kau menemukannya, oppa?" tanya Haekyung dengan napas yang masih
tersenggal-senggal
"Eopseo(Nihil).
Aku sudah mencarinya ke semua tempat tapi tetap tak menemukannya" jawab
Jimin dengan napas yang tersenggal pula dan peluh yang bercucuran di
pelipisnya, membuat rambutnya terlihat basah.
"Ottokhe
oppa? Kita harus mencarinya kemana lagi sekarang" tanya Haekyung khawatir
Ini adalah
tempat ketiga selain pantai dan kafe.
Drr Drr
Tiba-tiba
ponsel Jimin berbunyi. Telepon dari Taehyung, buru-buru ia menjawabnya
"Taehyung-ah"
"Jimin-ah
kau dimana?"
"Aku
di taman yeoido sekarang"
"Baiklah
aku akan kesana. Jangan kemana-mana tunggu aku disana"
"Arraseo"
Pip
Sambungan
terputus
###
Cahaya
temaram lampu menyinari sebuah tempat gelap yang sudah terbengkalai ini.
Disana, terdapat seorang gadis dengan posisi tangan dan kaki yang terikat
dikursi. Ia tak sadarkan diri. Sepertinya ia sedang disekap. Di sudut lain,
seorang namja dengan pakaian kasual dan topi merah yang mencolok berjalan
mendekati gadis itu.
"Kau
sudah sadar, cantik" ucap namja itu seraya membelai rambut hitam panjang
gadis di hadapannya
Hyejin,
gadis itu samar-samar melihat namja dengan topi merah mencolok itu. Namja yang
sangat familiar baginya. Namja yang sudah bertahun-tahun ia kenal. Sahabatnya
sejak sekolah menengah yang sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri.
"Kwangmin,
ini dimana? Mengapa aku diikat seperti ini? Apa yang terjadi?"
Hyejin
masih belum sepenuhnya sadar. Obat bius yang diberikan padanya membuat
kepalanya terasa pusing. Ia berusaha melepaskan ikatan yang mengikat tangannya
dan kursi kayu itu. Ia berusaha keras tapi sekeras apapun ia mencoba, ikatan
itu tidak terbuka. Ia tidak cukup kuat untuk melepasnya.
"Kwangmin,
mengapa kau diam saja? Bantu aku melepaskan ikatan ini" ucap Hyejin yang
masih berusaha melepas ikatan itu.
Kwangmin,
namja itu hanya diam. Ia menatap Hyejin dengan tatapan datarnya
"Hyejin-ah"
Hyejin
berhenti, ia menoleh pada Kwangmin. Alisnya terangkat, ini pertama kalinya ia
mendengar Kwangmin memanggilnya tanpa sebutan 'Noona'
"Mianhae,
Han Hye Jin"
###
Taehyung,
Jimin, dan Haekyung telah berkumpul di taman Yeoido
"Aku
sudah mencoba menghubungi dan mengirim pesan padanya. Tapi tak ada
balasan" ucap Taehyung dengan bibir yang gemetar. Ia takut kalau sampai
Hyejin terluka. Ia benar-benar mengkhawatirkan Hyejin.
"Kami
sudah mencarinya di kafe Frans di dekat kampus, Pantai di daerah Ilsan, dan di
sini" ujar Jimin dengan hati-hati. Takut kalau sahabatnya memberikan
reaksi yang tak diinginkan.
"Jimin
menduga kalau..." Haekyung berhenti sejenak, ia ragu. Ia menolehkan
kepalanya menghadap Jimin yang dibalas dengan anggukan kecil dari pemuda itu.
Haekyung menelan ludah dan melanjutkan kata-katanya.
"Jimin
menduga kalu Hyejin diculik"
Taehyung
diam. Ia menundukkan kepalanya dalam. Melihat reaksi Taehyung, Jimin merasa
khawatir
"Taehyung-ah
gwaenchana?" Jimin berkata seraya memegang kedua pundak Taehyung. Mencoba
menguatkan pemuda yang ada di hadapannya itu.
Taehyung
berusaha menahan emosinya. Matanya terlihat basah. Ia kepalkan tangannya
kuat-kuat dan menghela nafasnya kasar
"Geurae,
kita anggap saja bahwa Hyejin diculik. Sekarang, bagaimana cara
menemukannya?"
Jimin dan
Haekyung lega melihat reaksi Taehyung yang cukup tenang. Taehyung benar-benar
berusaha keras untuk tetap kuat.
"Sampai
sekarang, kita tak menemukan petunjuk apapun mengenai keberadaan Hyejin"
sahut Haekyung
Drr Drr
Ponsel
Taehyung berbunyi. Ia terbelalak melihat siapa yang menelepon
"Nugu?"
tanya Jimin
"Hyejin"
ujar Taehyung ragu
"Tunggu
apa lagi? Cepat angkat!" seru Haekyung sedikit berteriak
Taehyung
menjawab teleponnya ragu-ragu
"Yeoboseyo?
Hyejin-ah"
"..."
tak ada jawaban dari penelepon
"Hyejin-ah
neo eodiya? Gwaenchana?" tanya Taehyung khawatir
"Halo
Kim Tae Hyung" Itu bukan suara Hyejin. Itu suara namja yang sangat asing
di telinga Taehyung
"Siapa
kau? Mana Hyejin? Kau apakan dia?" tanya Taehyung geram. Emosinya yang
sedari tadi ia tahan kini keluar.
"Oppa
tolong aku, selamatkan aku oppa"
Samar-samar
Taehyung bisa mendengar suara gadis yang sangat ia rindukan
"Diam
kau!" bentak namja itu seraya menarik rambut panjang Hyejin, dan membuat
gadis itu berteriak kesakitan.
"Apa
yang kau inginkan hah?! Uang?" Taehyung marah. Ia tak terima gadisnya
disakiti
"Aku
ingin dirimu Kim Taehyung. Datanglah kemari seorang diri" perintah namja
itu
"Gedung
Bilka, arah jam 2. Awas saja kalau kau membawa dua orang temanmu itu"
Taehyung
menoleh pada Haekyung dan Jimin. Tunggu, mengapa namja itu tahu, apa mereka
sedang diawasi?
"Akan
kuhabisi kalian semua" namja itu mengatakan kalimat terakhirnya dengan
penuh penekanan.
Sepertinya
ia sangat menginginkan Taehyung. Jadi, tujuan utamanya adalah Taehyung? Dan dia
menggunakan Hyejin sebagai umpan? Tapi, apa yang ia dapat dari Kim Taehyung?
Apa yang Kim Taehyung punya, sampai namja itu begitu menginginkannya
"Apa
kau akan melepaskannya?"
Pip
Sambungan
terputus
"Sial!
Tak akan kumaafkan!" umpat Taehyung, sebelum ia melesat pergi. Mengabaikan
kedua orang temannya yang meneriakinya
###
Taehyung
telah sampai di depan gedung yang disebutkan oleh namja itu.
"Gedung
Bilka, arah jam 2"
Taehyung
melirik jam tangannya. Kemudian ia memandang keseberang bangunan gedung Bilka.
Arah jam 2, sedikit serong ke kanan. Ia melihat sebuah bangunan tua. Seperti
bekas gudang yang sudah tak terpakai. Taehyung yakin itu tempatnya. Ia segera
berlari memasuki bangunan rapuh yang gelap itu.
Persis
seperti dugaan Taehyung. Di balik pintu, ia disambut oleh dua orang pria
bertubuh kekar, berwajah sangar, ciri-ciri seorang preman. Ini sangat tidak
adil dua lawan satu. Dengan tubuh Taehyung yang tidak sebanding dengan mereka.
Apa ia sanggup menghadapi dua orang preman itu? Taehyung mengambil langkah
mundur. Dan dengan gerakan gesit, ia mengambil sebuah tongkat kayu yang
tergeletak dibalik pintu. Belum sempat ia mengayunkan tongkatnya, ia sudah
mendapat pukulan telak di wajahnya, membuat sudut bibirnya berdarah.
"Taehyung-ah
gwaenchana?" tanya Jimin yang entah muncul darimana
"Taehyung-ah
cepat cari Hyejin, biar kami yang menangani ini" sahut Haekyung yang
dengan lincah berhasil menendang perut salah satu preman. Oh jangan remehkan
dia. Haekyung memang seorang yeoja, tapi dia juga atlet judo. Kau fikir, apa
yang membuat Jimin tertarik padanya?
Taehyung
berlari meninggalkan kedua orang temannya. Ia berlari menuju sebuah ruangan
yang hanya disinari oleh lampu temaram yang dibawahnya terdapat seorang gadis
yang terikat di kursi.
"Hyejin!"
Taehyung
menemukannya.
"Oppa!"
ujar Hyejin dengan mata yang berkaca-kaca
Taehyung
segera berlari mendekati Hyejin, dan membantu membuka ikatan tali yang mengikat
tangan dan kaki Hyejin dengan kursi kayu.
"Kau
baik-baik saja?" tanya Taehyung khawatir dan langsung mendekap tubuh
gadisnya ke dalam pelukannya
"Aku
takut oppa" ucap Hyejin lirih dengan bibir yang gemetar. Cairan bening itu
berhasil lolos dari pelupuk matanya dan mendarat pada bahu Taehyung, membuat
baju pemuda itu basah.
Brak
Suara
hentakan pintu membuat keduanya terkejut. Seorang pemuda muncul dari balik
pintu itu. Namja dengan topi merah mencolok
"Kwangmin-sshi"
Taehyung terbelalak, ia tak menyangka Kwangmin ada di balik semua ini
"Dia
bukan Kwangmin oppa. Dia bukan Kwangmin yang kukenal" bisik Hyejin
#Flashback#
"Kau sudah sadar, cantik" ucap namja
bertopi merah seraya membelai rambut Hyejin
"Kwangmin, ini dimana? Mengapa aku diikat
seperti ini? Apa yang terjadi?"
"Hyejin-ah"
"Mianhae, Han Hye Jin"
'Suara itu. Itu bukan Kwangmin' batin Hyejin
"Siapa kau?"
"Aku? Aku Kwangmin Hyejin-ah. Apa kau
lupa?"
"Bukan! Kau bukan Kwangmin. Siapa kau?"
"Hahaha bukankah kau sudah lama mengenal
Kwangmin? Mengapa kau tak mengenalku? Apa Kwangmin tak pernah
menceritakannya?"
Hyejin menggeleng
"Baiklah akan kuceritakan padamu. Aku adalah
Youngmin, saudara kembar Kwangmin. Kau pasti bingung. Kami memang kembar, tapi
marga kami berbeda. Margaku Jo, sedangkan marga Kwangmin Kim. Kami menghabiskan
masa kanak-kanak kami di panti. Dan kami diadopsi oleh orang yang berbeda di
waktu yang sama. Kami hidup terpisah. Setelah diadopsi aku dibawa ke Inggris
oleh orangtua angkatku. Dan aku baru kembali kemari tiga hari yang lalu"
***
"Kim
Taehyung kau akan mati ditanganku" ucap Youngmin dengan pistol
ditangannya. Ia mengarahkan pistolnya tepat pada jantung Taehyung, membuat
namja itu tak bisa berkutik. Taehyung memejamkan matanya, bersiap kalau benda
logam itu berhasil menembus jantungnya
"Andwee!!!!!"
Hyejin
yang sebelumnya bersembunyi dibalik punggung Taehyung, beralih ke depan.
Mencoba melindungi namjanya
Blaam
Youngmin
menjatuhkan pistolnya, ia berlari ke arah seorang yang sedang sekarat akibat
perbuatannya
"Kwangmin-ah
apa yang sudah kulakukan?" teriak Youngmin berang. Ia tak bermaksud
menembak saudara kembarnya
Hyejin
terkejut melihat Kwangmin yang bersimbah darah dihadapannya, begitu pula dengan
Taehyung
"Hyung,
mengapa kau lakukan semua ini?"
#Flashback#
20 April 2013
Di sebuah kafe di daerah gangnam
"Kwangmin-ah bagaimana hasilnya?" tanya
Youngmin antusias
"Hah? Hasil apa hyung?"
"Kemarin kan kau bilang padaku kalau kau akan
menyatakan perasaanmu pada noonamu itu. Siapa namanya? Aku lupa"
"Hyejin noona?"
"Ya! Hyejin noonamu itu. Bagaimana? Apa
katanya?"
Kwangmin diam, tak ingin rasanya ia mengingat
kejadian itu lagi. Malam itu di taman Yeoido yang ia pikir akan menjadi malam
yang indah baginya, malah menjadi malam yang buruk.
"Kwangmin-ah mengapa kau sedih? Apa dia
menolakmu?" tanya Youngmin
Kwangmin hanya menggeleng
"Lalu kenapa?"
"Dia sudah punya pacar hyung"
"Aku tahu hal seperti ini akan terjadi. Tapi
kenapa rasanya sakit sekali hyung"
"Apa kau begitu menginginkannya?" tanya
Youngmin
"Ya! Aku bahkan sudah membayangkannya memakai
baju pengantin dan berjalan di altar bersamaku. Tapi sekarang tidak bisa hyung.
Semuanya hancur" Kwangmin tak kuasa menahan air matanya. Ia menangis
sejadi-jadinya
***
"Aku
hanya ingin melihatmu bahagia Kwangmin-ah. Hanya itu" Youngmin menangis
pilu
"Aku
memang menginginkannya hyung. Tapi sekarang dia sudah menjadi milik orang lain.
Cinta tak bisa dipaksakan hyung" ucap Kwangmin dengan sisa tenaganya
sebelum akhirnya ia menutup mata.
"Kwangmin!!!!"
Youngmin berteriak histeris
"Mianhae
Kwangmin-ah" ucap Youngmin yang masih menangis
Yah,
penyesalan selalu datang belakangan kan
##THE
END##
Mian kalo
banyak typo dn kekurangan. Ni pertama kalinya aku nulis ff dengan genre kyk
gini. Mohon dimaklumi dan jangan lupa reviewnya^^
#Thanks
to#
Dian Arc
yang sudah mendesakku untuk menulis dan membuat ff ini. Master's Sun yang sudah
menginspirasiku untuk jalan ceritanya. INFINITE BACK yang juga menginspirasiku
untuk judulnya. Uri dongsaeng yang sedikit membantuku. Dan readers yang udah
mau baca ff absurb ini
Saranghae <3 <3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar